Ken2Rism | One Step Better

Sugeng Rawuh, Pemirsa !


HaLo Pemirsa !

Piye Kabare ? Hopefully Have a Nice Day on You ! Yang lg putus cinta nggak usah dipikir bingit2. Dunia tdk sesempit daun putri malu ( cilik menthik ), happy aja nggih !!! Salam dari Jogja ......

Ken2Rism

Blogger GauL

Kenalan Yuk !

Join To Connect With Me

Portfolio

    Posted by: Unknown Posted date: 23.00 / comment : 0

    Peter Carey (paling kiri) dan Annabel The Gallop saat menjadi pembicara dalam Khasanah Arsip Yogyakarta  yang diselnggrakan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, 
    Keberadaan Rafles yang hanya sebentar di Indonesia (1811-1816), mampu membawa perubahan yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya Yogyakarta. Salah satu sepak terjang Rafles di Yogyakarta yang hingga saat ini dirasakan dampaknya oleh masyarakat Yogyakarta adalah Bedhah Keraton Yogyakarta dahulu.

    Bedhah Keraton tersebut mengakibatkan hilangnya semua babad dan naskah dari Gedung Pacarikan yang kemudian dibagikan kepada pejabat dan perwira tinggi Inggris dan di boyong ke Inggris paska 1816.

    Hal tersebut disampaikan Peter Carey seorang sejarawan Inggris dalam seminar Khasanah Arsip Yogyakarta Di Masa Thomas Stamford Raffles yang diselnggrakan oleh Badan Perpustakaan dan ArsipDaerah (BPAD) DIY di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, Kamis (20/11/2014).

    Menurut sejerawan yang telah 40 tahun meneliti sejarah Jawa tersebut, dampak dari hilangnya pusaka sastra dari keraton Yogykarta tersebut juga dirasakan oleh Pangeran Diponegoro.

    Dijelesakannya, karena kehilangan pusaka sastra tersebut pengeran Diponegoro merasa seperti saat membangun keraton baru di kawasan Beligo Magelang yang harus memulai suatu hal dari awal kembali.

    Sementara itu, juga hadir dalam seminar tersebut Lead Curator Southeast Asia British Library, Annabel The Gallop. Dikatakannya, British Library memiliki sekitar 10 ribu buku dan 500 naskah yang berasal dari Indonesia. Dari jumlah tersebut ada 250 naskah Jawa.

    “Beberapa waktu yang lalu, saat rombongan BPAD DIY datang ke British Library mereka mengungkapkan kegembiraanya karena arsip yang berasal dari Yogyakarta terjaga dan terawat yang baik.

    Selain merawat arsip, kami juga melakukan digitalisasi terhadap arsip yang ada. Tetapi karena keterbatasan anggaran, baru sedikit arsip yang kami digitalisasikan,” ungkap Annabel.


    icon allbkg

    Tagged with:

    Next
    Posting Lebih Baru
    Previous
    Posting Lama

    Tidak ada komentar:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says