Cerita pernikahan yang kujalani saat ini mungkin juga dialami oleh banyak wanita lain. Awalnya aku yang terlanjur sakit hati dengan cowok akhirnya tidak lagi mau serius berpacaran. Sampai mama mulai mendesakku menikah. Akhirnya aku menerima lamaran seorang pria yang baru saja kukenal. Hidupku tidak bahagia.
Sebut saja namaku Serly, aku lahir dari keluarga yang cukup berada. Aku punya kepribadian tertutup, pendiam, tapi meski demikian banyak orang yang bilang wajahku cantik dan tubuhku bagus.
Aku tinggal di kecamatan, setelah tamat SMU aku lanjut kuliah di sebuah kota besar. Tadinya hidupku baik-baik saja di kota tersebut sampai kemudian aku kenal seorang cowok, sebut saja namanya Indra.
Dia nembak aku untuk jadi pacarnya dan aku terima, tapi ternyata Indra itu seorang bajingan, dia permainkan perasaan aku padahal aku sudah terlanjur cinta sama dia, akhirnya kami putus.
Setelah itu aku kenalan sama cowok lain, sebut saja Roby. Setelah pacaran beberapa lama ternyata dia juga bajingan, hatiku begitu sakit karena dipermainkan cowok-cowok. Sejak saat itu aku tidak mau lagi kenal cinta, buat aku cinta hanya untuk have fun saja dan dapat duit banyak dari cowok.
Inilah awal hancurnya hidupku. Aku berteman dengan seorang kawan di tempat kost, dari dia aku kenal rokok, dugem, dan bahkan aku sudah mulai mengenal free sex dengan cowok-cowok yang kukenal. Sejak saat itu hidupku berubah drastis, aku banyak kenal pria tajir, aku sering dapat duit dari mereka.
Yang aku pikirkan saat itu hanya senang-senang saja, sampai suatu hari aku jatuh hati dengan seorang pria beristri. Kami pacaran sembunyi-sembunyi, dia begitu perhatian sama aku. Tapi setelah tiga tahun pacaran kami putus karena aku merasa sudah tidak aman pacaran seperti itu.
Selain itu mamaku juga sudah mulai over protectiv, aku jadi tidak bebas keluar rumah. Mamaku selalu curiga dan tidak percaya sama aku. Umurku saat itu sudah 25 tahun dan mama mendesakku untuk segera menikah. Kata mama, aku boleh menikah dengan siapa aja yang mau sama aku yang penting kerja.
Mamaku tidak berpikir panjang tentang pernikahan dan tidak selektif memilih calon suami untuk anaknya. Mamaku berpikir sempit kalo wanita sudah diatas 25 tahun belum nikah pasti susah dapat jodoh. Mamaku sering marahin aku karena belum nikah, akhirnya aku jadi terbebani dan ikut-ikutan tidak selektif memilih suami.
Aku dikenalkan paman sama seorang cowok, sebut saja namanya Ricky. Dia anak mantan pejabat di kotaku, aku baru kenal dia 2 hari dan mamaku sudah mendesakku segera menikah tanpa berpikir untuk kenalan dulu lebih jauh.
Satu bulan kami kenalan Ricky melamarku, tadinya aku pingin kenalan dulu sebelum memutuskan menikah tapi karena desakan mama bahwa umurku sudah 26 akhirnya aku menerima lamaran Ricky.
Sudah 4 tahun menikah aku tidak kunjung hamil. Mama selalu mendesak aku untuk berobat biar cepat hamil. Dalam hati aku berpikir bagaimana bisa hamil kalau suamiku tidak pernah menggauliku.
Beginilah hidupku sekarang yang harus aku jalani setiap hari. Mamaku dan saudara-saudaraku tidak ada yang tahu nasibku seperti ini. Mereka pikir aku pasti bahagia karena sudah menikah. Buat teman-teman aku sarankan agar lebih selektif dalam memilih pasangan hidup, jangan terlena dan menilai orang hanya dari luarnya saja.
***
Tidak ada komentar: