Ken2Rism | One Step Better

Sugeng Rawuh, Pemirsa !


HaLo Pemirsa !

Piye Kabare ? Hopefully Have a Nice Day on You ! Yang lg putus cinta nggak usah dipikir bingit2. Dunia tdk sesempit daun putri malu ( cilik menthik ), happy aja nggih !!! Salam dari Jogja ......

Ken2Rism

Blogger GauL

Kenalan Yuk !

Join To Connect With Me

Portfolio

    Posted by: Unknown Posted date: 16.48 / comment : 0

    Kawasan Babarsari
    Tidak sedikit wanita pekerja seks di sejumlah salon-salon kawasan ruko Babarsari yang merupakan masyarakat kalangan menengah ke bawah. Mereka 'terpaksa' masuk ke dunia hitam ini demi mendapatkan uang secara mudah.

    Hal itu terungkap dari perbincangan dengan salah seorang pekerja salon di kawasan ruko Babarsari, sebut saja Rina (29). Wanita asal Purworejo yang telah bercerai dengan suaminya ini mengaku telah menjadi pekerja salon sejak 4 tahun lalu. Ia mengaku terpaksa terjun ke dunia prostitusi karena harus menghidupi seorang anaknya yang telah berusia 6,5 tahun.

    "Mula-mula itu saya hanya ditawari seorang teman. Karena butuh uang untuk mencukupi kebutuhan akhirnya saya terima pekerjaan ini. Mau bagaimana lagi, semua ini harus tetap saya jalani," katanya.

    Hal yang sama diungkapkan salah seorang pekerja seks lewat chating internet, sebut saja Wati (23). Wanita asal Semarang ini mengaku lebih memilih bekerja sendiri dengan menggunakan kos-kosan di daerah Seturan karena menurutnya lebih aman dari razia petugas.

    Dalam sehari ia mengaku bisa melayani 3-4 lelaki hidung belang dan mendapat uang minimal satu juta rupiah. Dipotong biaya uang sewa hotel, ia mengaku menabung uang itu untuk anaknya di rumah yang kini baru berusia 2 tahun.

    "Saya bekerja seperti ini ya demi anak. Karena bapaknya minggat dan tidak bertanggungjawab sejak saya masih hamil," katanya.


    ilustrasi Clara
    Lain lagi cerita seorang gadis belia, sebut saja Clara (21). Gadis cantik beramput panjang nan modis asal Gunungkidul ini bekerja di sebuah toko kawasan Babarsari. Memang gadis yang sepintas terlihat seperti mahasiswi ini tidak secara langsung menjual tubuhnya pada lelaki hidung belang.

     Namun terang-terangan ia mengaku kerap memanfaatkan kebeliaan tubuhnya itu untuk menguras pundi-pundi uang dari para teman lelaki yang mengajaknya kencan. Tentu saja tak sembarang lelaki bisa mengajaknya berkencan. Berkantong tebal dan bermobil adalah syarat minimalnya.

     "Kalau ortu di rumah tahunya ya aku kerja di toko. Pacarku juga gak tahu kalau aku kadang pergi sama om-om. Kalaupun tahu ya paling putus, tapi nanti kan juga dapet lagi," ujar gadis yang mengaku tinggal satu kos dengan para mahasiswi maupun LC karaoke di Babarsari itu santai.

    icon allbkg

    Tagged with:

    Next
    Posting Lebih Baru
    Previous
    Posting Lama

    Tidak ada komentar:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says