Foto yang mereka ambil dari ponsel, begitu terunggah di Facebook atau Twitter akan dengan mudah masuk juga ke laman pornografi.
“Sekali di unggah, selamanya akan tersimpan dan merusak reputasi, privasi, serta keamanan diri anak,” urai John Shehan, director Exploited Child Division of the National Center for Missing and Exploited Children, Amerika Serikat.
Lalu apa daya orang tua untuk membantu anandanya terhindar dari tren sexting?
- Cari informasi tentang seluk beluk sexting maupun bentuk kejahatan lain. Bicarakan secara terbuka dengan anak. Bantu anak melihat bahaya dari hubungan seksual di usianya dan sexting. Katakan Anda memahami kebutuhannya untuk diperhatikan lawan jenis, namun sexting bukanlah cara yang tepat.
- Bantu anak menghargai tubuhnya sebagai bagian yang tak pantas dieksploitasi.
- Buatlah peraturan keluarga tentang pengiriman pesan singkat. Batasi penggunaan ponsel. Di waktu tidur, ponsel anak sebaiknya disimpan orang tua. Sesekali, pantau ponsel, instan messaging, surat elektronik, dan akun jejaring sosial anak. Jelaskan Anda bukan sedang melanggar privasinya.
- Tetapkan konsekuensi atas tata tertib yang dilanggar. Anda dapat membatasi aksesnya ke internet, menyita ponselnya, atau memblokir teman anak yang memberi pengaruh buruk.
- Laman fatherhood.about.com merekomendasikan ponsel tanpa kamera untuk anak. Selain itu, anak juga perlu diingatkan untuk terampil membangun relasi di dunia nyata.
Tidak ada komentar: