Orang-orang di negara Barat, menggunakan teknik penggelapan kulit dengan produk tanning atau tanning bed merupkan bagian dari regime kecantikan mereka. Bagi mereka, memiliki kulit coklat nan eksotis merupakan suatu kebanggaan tersendiri.
Meski begitu, tanning buatan dapat berisiko terjadinya kanker kulit. Walau sudah banyak orang yang mengetahui dampak buruknya, nyatanya menggunakan tanning khususnya tanning bed terus meningkat.
Salah satu orang yang mengabaikan risiko tanning bed adalah wanita bernama Hannah Norman. Gadis 19 tahun itu melakukan tanning bed setiap harinya. Tidak tanggung-tanggung, wanita yang berasal dari South Wales, Inggris itu melakukan empat kali tanning setiap harinya di salong yang berbeda-beda.
Kebiasaan melakukan tanning bed bahkan sudak ia jalanjan sejak usianya 14 tahun. Padahal, usia yang dilegalkan untuk melakukan tanning bed adalah 18 tahun.
Tanning bed merupakan proses penggelapan kulit yang menggunakan mesin khusus. Prosesnya adalah, klien masuk ke sebuah alat sambil berbaring. Alat tersebut memancarkan radiasi ultra violet. Idealnya tanning bed dilakukan selama 10 menit.
Berbeda dengan Hannah, ia memanfaatkan waktu maksimal tanning bed di setiap salon hingga 15 menit karena lebih dari waktu tersebut pihak salon tidak mau melayani. Waktu tersebut masih dirasa kurang oleh Hannah. Setiap harinya, ia pergi ke empat salon agar mendapatkan 60 menit sesi tanning.
Setelah melakukan tanning bed, Hannah biasanya kembali menyemprotkan produk tanning agar kulitnya semakin gelap. Terlalu banyak penggunaan produk tanning malah membuat warna kulitnya jadi aneh karena terlihat tidak alami. Bukan mendapatkan kulit coklat eksotis, warna kulit gadis bertubuh sintal itu malah menguning.
Meski begitu, ia sudah terlanjur kecanduan dengan tanning bed bahkan tidak ragu menghamburkan banyak uang demi mendapatkan warna kulit idamannya. Setiap bulannya Hannah mengeluarkan biaya hingga 1.000 poundsterling atau sekitar Rp 20 juta.
Hannah sudah masuk kategori sebagai orang yang kecanduan tanning. Ia sangat terobsesi memiliki kulit bronze-coklat sejak lama.
Meski begitu, tanning buatan dapat berisiko terjadinya kanker kulit. Walau sudah banyak orang yang mengetahui dampak buruknya, nyatanya menggunakan tanning khususnya tanning bed terus meningkat.
Salah satu orang yang mengabaikan risiko tanning bed adalah wanita bernama Hannah Norman. Gadis 19 tahun itu melakukan tanning bed setiap harinya. Tidak tanggung-tanggung, wanita yang berasal dari South Wales, Inggris itu melakukan empat kali tanning setiap harinya di salong yang berbeda-beda.
Kebiasaan melakukan tanning bed bahkan sudak ia jalanjan sejak usianya 14 tahun. Padahal, usia yang dilegalkan untuk melakukan tanning bed adalah 18 tahun.
Tanning bed merupakan proses penggelapan kulit yang menggunakan mesin khusus. Prosesnya adalah, klien masuk ke sebuah alat sambil berbaring. Alat tersebut memancarkan radiasi ultra violet. Idealnya tanning bed dilakukan selama 10 menit.
Berbeda dengan Hannah, ia memanfaatkan waktu maksimal tanning bed di setiap salon hingga 15 menit karena lebih dari waktu tersebut pihak salon tidak mau melayani. Waktu tersebut masih dirasa kurang oleh Hannah. Setiap harinya, ia pergi ke empat salon agar mendapatkan 60 menit sesi tanning.
Setelah melakukan tanning bed, Hannah biasanya kembali menyemprotkan produk tanning agar kulitnya semakin gelap. Terlalu banyak penggunaan produk tanning malah membuat warna kulitnya jadi aneh karena terlihat tidak alami. Bukan mendapatkan kulit coklat eksotis, warna kulit gadis bertubuh sintal itu malah menguning.
Meski begitu, ia sudah terlanjur kecanduan dengan tanning bed bahkan tidak ragu menghamburkan banyak uang demi mendapatkan warna kulit idamannya. Setiap bulannya Hannah mengeluarkan biaya hingga 1.000 poundsterling atau sekitar Rp 20 juta.
Hannah sudah masuk kategori sebagai orang yang kecanduan tanning. Ia sangat terobsesi memiliki kulit bronze-coklat sejak lama.
Tidak ada komentar: